MAKALAH
Analisis teori dan praktis tentang program bimbingan
konseling di sekolah
DI SUSUN
Oleh :
TESA NOVIA GISRA
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
Makalah bimbingan dan konseling
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan
karunia dan lindungan-Nya. Begitu besar rasa syukur yang penulis rasakan,
karena berkat Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis
Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling.
Makalah ini merupakan hasil observasi yang dilakukan
penulis. Penyusunan makalah ini dilatar belakangi betapa pentingnya program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Oleh karena itu, dalam makalah ini
penulis akan menganalisis Program Bimbingan dan Konseling secara teoritik dan
praktis dengan terlebih dahulu ingin mengetahui program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah Dasar, mengetahui kepelaksanaannya di lapangan beserta dampak dan
respon dari berbagai pihak.
Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, sudah selayaknya
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus –
tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal shaleh
dan mendapat imbalan yang berlipat dari Allah swt.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa.
Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan sebagai proses perbaikan untuk karya tulis selanjutnya hingga
menjadi lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang
bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam
penyelenggaraannya tidak hanya cukup dilakukan melalui transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peninggktan
profesionalosasi dan sistem manajemen tenaga pendidikan serta pengembangan
kemampuan peserta didikatau menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambl
keputusan demi pencapaian cita – citanya.
Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga
menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual dan
sistem nilai peserta didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa
pendidikn yang bermutu di sekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta
didik pada pencapaian standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan
diri yang sehat dan optimal.
Para peserta didik memiliki tugas – tugas perkembangan yang harus dipenuhinya.
Untuk pencapaian kompetensi siswa secara optimal diperlukan kerja sama yang
baik antara manajemen/supervisi, pengajaran, dan bimbingan konseling yang
merupakan tiga pilar pendidikan. Maka dari itu diperlukan adanya program
bimbingan dan konseling yang baik disertai dengan pelaksanaannya yang benar,
supaya tugas – tugas perkembangan siswa dapat ditangani dengan optimal.
Berdasarkan paparan di atas maka penulis membuat makalah yang berjudul
“Analisis Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar” yang bertujuan untuk membandingkan program bimbingan secara teori dan
yang ada di lapangan.
Isi dari makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru untuk
mengembangkan prograrm Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah perbandingan teori dan praktis pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar?
2.
Apa saja hambatan – hambatan yang muncul pada pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar?
3.
Bagaimana dampak dan respon terhadap pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Analisis Teori dan Praktis
Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar” adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui perbandingn teori dan praktis pelaksanaan program bimbingan
dan konseling di Sekolah Dasar.
2.
Untuk mengetahui hambatan – hambatan yang muncul pada pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
3.
Untuk mengetahui dampak dan respon terhadap pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
Menganalisis teori dan praktis tentang program bimbingan dan konseling di
sekolah dasar memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Meningkatkan kreativitas guru dalam membuat program bimbingan dan konseling di
sekolah dasar.
2.
Meningkatkan keterampilan guru untuk mengimplementasikan program bimbingan dan
konseling di sekolah dasar.
3.
Meningkatkan mutu pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
E. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:
1.
Observasi
Observasi (pengamatan), yaitu cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu keadaan
(tingkah laku). Observasi dilakukan setiap saat pada jam pelajaran.
2.
Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi
langsung dengan narasumber, dalam hal ini ialah Kepala Sekolah.
3.
Angket Siswa
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpulan data (informasi) melalui
komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar
pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan dapat diartikan sebagai “bantuan”, dalam arti lain bimbingan adalah
suatu upaya bantuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
Menurut Frank Parson (Prayitno, 1999:93) mengartikan “bimbingan sebagai bantuan
yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan
memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.”
Dalam kata lain menurut Frank Parson bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu supaya individu tersebut bisa memilih,dan mempersiapkan diri
untuk memangku jabatan yang baru.
Lain halnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28/ 1990 tentang Pendidikan Dasar,
Pasal 25 ayat 1, dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan.” Jadi penulis menyimpilkan suatu proses bimbingan
dimulai dengan mengenal diri sendiri (mengenal kelebihan dan kekurangan
sendiri), kemudian mengenal lingkungan (baik itu lingkungan sekolah maupun luar
sekolah), dan dilanjutkan dengan merencanakan masa depan (jenis pekerjaan
disekitarnya dan mengembangkan cita – cita sesuai dengan jenis pekerjaan yang
mereka ketahui).
Selain itu bimbingan lebih luas dikemukankan oleh Good (Thantawi, 1995:25) yang
menjabarkan bahwa:
Bimbingan adalah
(1) suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis,
yang dimaksud untuk
mempengaruhi sikap
dan prilaku seseorang;
(2) suatu bentuk bantuan yang sistematis (selain mengajar)
pada murid, atau orang lain
untuk menolong,
menilai kemampuan dan kesenderungan mereka dan menggunakan
informasi itu
secara efektif dalam kehidupan sehari – hari;
(3) perbuatan atau teknik yang digunakan untuk menuntun anak
terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan suatu kondisi
lingkungan yang membuat dirinya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal
kebutuhan itu, dan mengambil langkah – langkah untuk memuaskan dirinya.
Sedangkan menurut Supardi (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dimaksud bimbingan
ialah:
Bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan oleh konselor/pembimbing kepada klien agar klien dapat ;
(1)
memahami dirinya,
(2)
mengarahkan dirinya,
(3)
memecahkan masalah masalah yang dihadapinya,
(4)
menyesuikan diri dengan lingkungannya (keluarga, sekolah, masyarakat),
(5)
mengambil manfaat dari peluang – peluang yang dimilikinya dalam rangka
mengembangkan diri sesuai dengan potensi – potensinya
sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakatnya.
Berdasarkan pernyataan – pernyataan para ahli di atas maka penulis berpendapat
bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan secara
terus – menerus dan sistematis kepada individu agar tercapai kemampuan –
kemampuan untuk memahami dirinya sendiri, menerima diri, mengarahkan diri, dan
merealisasikan dirinya sesuai potensi dan lingkungannya.
2.
Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, “consilium”
yang berarti “ dengan” atau “ bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “
memahami”. Sedangkan menurut Jones (1951) mengatakan bahwa:
Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman
siswa difokuskan pada masalah tertentu ntuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsu dalam pemecahan
masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus
ditujukan pada perkembangan ang progresif dari individu untuk memecahkan
masalah – masalahnya sendiri tanpa bantuan.
Jadi menurut Jones, konseling terdiri atas kegiatan; pengungkapan fakta atau
data tentang siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri
masalah – masalah yang dihadapinya. Bantuan itu diberikan secara langsung
kepada siswa. Dan tujunnya adalah agar siswa dapat mencapai perkembangan
semakin baik dan semakin maju.
Sedangkan menurut Smith (Shertzer & Stone,1974) berpendapat bahwa
“Konseling merupakan suatu proses dimana konselor membanu konseli membuat
interpretasi – interpretasi tentang fakta – fakta yang
berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian – penyesuaian yang peru
dibuatnya.”
Jadi menurut Smith dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa konseling merupakan
suatu proses pemberian bantuan. Bantuan itu dilakukan dengan
menginterpretasikan fakta – fakta atau data, baik mengenai diri individu yang
dibimbing sendiri, maupun lingkungannya khususnya yang menyangkut pilihan –
pilihan, dan rencana – rencana yang akan dibuat.
Namun, berdasarkan Division of Conseling Psychology.
Berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu
mengatasi hambatan – hambatan perkembngan dirinya, dan untuk mencapai
perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya; proses tersebut dapat
terjadi setiap waktu.” Dapat dijabarkan sebagai berikut konseling merupakan
proses pemberian bantuan. Bantuan diberikan kepada individu – individu yang
sedang mengalami hambatan atau gangguan dalam proses perkembangannya. Konseling
dapat dilakukan pada setiap waktu. dan konseling bertujuan agar individu dapat
mencapai perkembangan yang optimal.
McDaniel berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu rangkaian pertemuan
langsung dengn individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk
dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan
dengan lingkungannya.” Maka dapat dirumuskan sebagai berikut, konseling merupakan
rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien. Dalam pertemuan itu konselor
membantu klien mengatasi kesulitan – kesulitan yang dihadapinya. Dan tujuan
pemberian bntuan itu adalah agar klien dapat menyesuaikan dirinya, baik dengan
dirinya maupun dengan lingkungannya.
Selain itu Bernard & Fullmer (1969) menyatakan bahwa konseling meliputi
pemahaman dan hubungan – hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan,
motivasi, dan potensi yang dimiliki klien dan memberikan bantuan kepada klien untuk
mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
A.C. English dalam Shertzer & Stone (1974) menyatakan bahwa “konseling
adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi –
interpretasi tentang fakta – fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana,
atau penyesuaian yang perlu dibuatnya”. Namun menurut Blocher (Shertzer &
Stone:1974) menyatakan bahwa:
Konseling ialah membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri dan
memberikan reaksi – reaksi terhadap pengaruh – pengaruh lingkungan yang
diterimanya, selanjutnya membantu yang bersangkutan menentukan beberapa makna
pribadi bagi tingkah laku tersebut dan mengembangkan serta memperjelas tujuan –
tujuan dan nilai – nilai untuk perilaku di masa yang akan datang.
Hal – hal pokok yang terkandung dalam pernyataan Blocher di atas adalah
konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu. Dan tujuan
konseling ialah supaya individu dapat memahami dirinya sendiri, memberikan
tanggapan terhadap pengaruh – pengaruh lingkungan, dan dapat mengembangkan
serta memperjelas tujuan hidupnya.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian konseling, penulis pun
memiliki pendapat tersendiri. Menurut penulis konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara/tatap muka oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Sedangkan pengertian bimbingan dan konseling itu sediri ialah suatu proses yang
diberikan oleh seseorang yang ahli kepada individu untuk memiliki kemampuan
memahami diri dan lingkungannya serta untuk mencari solusi dari masalah yang
sedang individu alami.
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar
Secara umum tujuan dari bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan dengan
tujuan pendidikan itu sendiri. Berdasarkan pada Undang – Undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang sistem pendidikan nasional, tujuan pendidikan adalah terwujudnya
manusia indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Secara lebih khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yakni untuk
membantu siswa agar tugas – tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi
sosial, pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan (Depdikbud,
1994). Jadi cakupan dari tujuan bimbingan dan konseling secara khusus ialah
bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karir.
Solehuddin (2005) berpendapat mengenai hakikat dan tujuan bimbingan dan
konseling adalah sebagai berikut:
1)
Bimbingan pada hakikatnya merupakan aktivitas yang terarah ke optimalisasi
perkembangan anak. Aktivitas yang sifatnya mendukung, mempermudah,
memperlancar, dan bahkan batas tertentu mempercepat proses perkembangan anak
adalah bimbingan.
2)
Tercapainya perkembangan anak yang optimal adalah sasaran akhir dari bimbingan
yang sekaligus juga dapat merupakan sasaran akhir dari proses pendidikan secara
keseluruhan.
3)
Dalam konteks bimbingan upaya membantu anak dalam meraih keberhasilan perkembangan
anak dilakukan melalui tiga aktivitas pokok, diantaranya menyerasikan perlakuan
dan lingkungan dengan kebutuhan perkembangan anak, menyelenggarakan layanan
untuk mengembangkan berbagai kemampuan siswa, dan menyelenggarakan layanan
intervensi khusus bagi anak yang memerlukan perhatian dan bantuan khusus.
C.
Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak
dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Diantaranya
ialah:
1.
Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak – pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik, baik pemahaman tentang diri peserta didik,
lingkungan, maupun lingkungan yang lebih luas lagi.
2.
Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai masalah yang mungkin
akan timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan
kesulitan – kesulitan dan kerugian – kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.
3.
Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya
berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Langkah – Langkah Pelayanan Program BK di
Sekolah Dasar
1. Perencanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Perencanaan merupakan suatu proses
yang kontinu. Pengertian proses dalam hal ini ialah mengantisipasi dan
menyiapkan berbagai kemungkinan, atau usaha untuk menentukan dan mengontrol
kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan program bimbingan dan
konseling adalah faktor waktu. Dalam perencanaan program bimbingan dan
konseling, guru pembimbing harus dapat mengatur waktu dalam kegiatan program
bimbingan yang akan dilaksanakan. Tidak seperti pelaksanaan program
pembelajaran yang sudah terjadwal pelaksanaannya secara terperinci, pelaksanaan
program bimbingan dan konseling perlu dirancang secara khusus, dan sangat
mungkin berbeda dengan sistem penjadwalan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SD tidak ditemui adanya
program bimbinngan dan konseling. Program bimbingan tidak diberikan / dibuat
oleh dinas ataupun pihak – pihak lain, namun sekolah dituntut untuk
melaksanakan program bimbingan dan konseling.
Untuk pembuatan program bimbingan dan konseling di SD, kepala sekolah
menyerahkan pembuatan program bimbingan dan konseling kepada guru kelas dan
pembuatannya disesuaikan dengan tahapan perkembangan siswa yang dibimbing.
Adapun format yang digunakan untuk mempermudah guru pembimbing dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SD, ialah sebagai berikut:
Format Bimbingan dan Konseling Guru Kelas
Kelas :
Bulan :
No
|
Tanggal
|
Bentuk Bimbingan
|
Jml. SiswaYang Dibimbing
|
Masalah
|
Langkah
Bimbingan
|
Hasil
Bimbingan
|
Ket.
|
|
Individu
|
Kelompok
|
|||||||
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
Guru Kelas
NIP.
NIP.
Format tersebut dalam bentuk buku
pegangan yang dimiliki oleh masing – masimg guru kelas.
a)
Manfaat Perencanaan Program
Adapun manfaat apabila dilakukannya perencanaan program layanan bimbingan dan
konseling secara matang yaitu
1)
Adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan,
2)
Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan – kegiatan bimbingan yang
dilakukan, dan
3)
Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancara, efisien, dan efektif.
b)
Aspek kegiatan penting dalam Perencanaan Program
Dalam hubungannya dalam perencanaan program layanan bimbingan dan konseling di
sekolah, maka ada beberpa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan yaitu :
1) Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa,
2) Penentuan tujuan program layanan bimbingan yang hendak dicapai,
3) Analisis situasi dan kondisi di sekolah,
4) Penentuan jenis – jenis kegiatan yang akan dilakukan,
5) Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan,
6) Penetapan pelaksana atau
personel – personel yang akan melaksanakan kegiatan –
kegiatan yang telah ditetapkan,
7) Persiapan fasilitas dan biaya
pelaksanaan kegiatan – kegiatan bimbingan yang
direncanakan,
serta
8) Perkiraan tentang hambatan –
hambatan yang akan ditemui dan usaha – usaha apa yang
akan
dilakukan dalam mengatasi hambatan – hambatan.
2. Pelaksanaan
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Pada tahap pelaksanaan pada dasarnya merupakan implementasi dari tahap
perencanaan. Untuk materi yang sifatnya pemberian informasi, secara umum
langkah – langkah pelaksanaanya meliputi: 1) Langkah pendahuluan, pada
langkah ini guru perlu menciptakan kondisi kelas yang nyamap serta menyampaikan
materi terlebih dahulu, 2) Langkah pelaksanaan, guru menyajikan materi sesuai
dengan skenario yang direncanakan, dan 3) Langkah penutupan, hal yang
terpenting pada tahap ini adalah penarikan kesimpulan dan penyampaian harapan
pada siswa.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang penulis
observasi, dilaksanakannya saat muncul masalah jadi guru menunggu munculnya
masalah baru melakukan bimbingan. Selain itu bimbingan dilakukan hanya pada
siswa yang mengalami masalah saja.
a) Pelaksana
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, bahwa yang melaksanakan
program bimbingan dan konseling ialah guru kelas. Hal ini disebabkan karena di
sekolah dasar tidak ada guru khusus bimbingan dan konseling.
Pada saat guru kelas akan melaksanakan layanan bimbingan pada siswa yang
bermasalah, sebelumnya guru tersebut harus melapor ke kepala sekolah terebih
dahulu. Kemudian setelah pelaksanaan bimbingan guru kelas tersebut harus
melapor kembali ke kepala sekolah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap
pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang dilakukan guru kelas
diketahuai oleh kepala sekolah.
Sekolah hanya melayani siswa – siswa yang bermasalah dalam hal belajar, dan
sosial ( bertengkar, susah bergaul, dll ). Apabila ada siswa yang mengalami
masalah dengan tindakan kriminal ( mengkonsumsi narkoba, pencurian, dll)
pelaksana bimbingan diserahkan kepada pihak berwajib dalam hal ini kopolisian,
jadi dilakukan alih tangan kasus kepada seseorang yang ahli di bidangnya.
b)
Pendekatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar yang Diobservasi
Adapun pendekatan – pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar :
(1)
Pendekatan krisis
Dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu terlebih dahulu munculnya krisis
dari siswa dan pembimbing bertindak membantu menghadapi siswa yang menghadapi
krisis itu. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini biasanya menggunakan
tindakan – tindakan yang “pasti”.
(2)
Pendekatan remedial
Di pendekatan ini, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan
atau memperbaiki kelemahan – kelemahan yang tampak. Tujuan bantuan ini ialah
menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin akan terjadi.
(3)
Pendekatan preventif
Pendekatan ini mencoba mengantisipasi masalah – masalah generik dan mencegahnya
terjadinya masalah itu. Masalah – masalah yang dimaksud seperti putus sekolah,
berkelahi, kenakalan, merokok dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu
dapat terjadi pada siswa pada umumnya.
(4)
Pendekatan perkembangan
Pendekatan perkembangan ialah pendekatan yang tepat dan mutakhir dilaksanakan
di sekolah dasar karena pendektan ini lebih berorientasi pada pengembangan
ekologi perkembangan peserta didik.
Namun, berdasarkan observasi di sekolah dasar yang penulis lakukan bahwa di SD
menggunakan pendekatan krisis. Karena guru kelas sebagai pembimbing menunggu
munculnya masalah dari siswa terlebih dahulu, kemudian baru dilakukan bimbingan
kepada siswa yang bermasalah tersebut.
3. Penilaian Setelah Pelaksanaan BK di
Sekolah Dasar
Kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap penilaian (evaluasi) ini adalah
menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan, baik keberhasilan dari segi proses
maupun hasil. Keberhasilan proses dapat dilihat dari respon dan keterlibatan
siswa dalam mengikuti kegiatan. Sedangkan keberhasilan hasil dapat dilihat dari
ada tidaknya perubahan perilaku siswa sebelum mengikuti dan setelah mengikuti
kegiatan.
Cara – cara penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun non tes. Evaluasi bentuk
tes, terutama dilakukan untuk melihat ada tidaknya perubahan dari segi prestasi
siswa. Cara yang paling banyak dilkukan adalah bentuk non tes, seperti
observasi, penyebaran angket, dan skala sikap.
4. Analisis Kegiatan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Tahap analisis merupakan langkah tindak lanjut dari kegiatan penilaian. Pada
tahap in guru perlu menganalisis faktor – faktor yang diperkirakan menjadi
penyebab berhasil atau tidak berhasilnya suatu kegiatan dilaksanakan. Faktor –
faktor yang dimaksud dapat berasal dari dalam diri guru seprti pandangan
terhadap bimbingan dan konseling, motivasi, atau keterampilan teknis
melaksanakan layanan. Sementara itu faktor eksternal yang mempengaruhi
keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling mencakup faktor lingkungan
sekolah, seperti dukungan guru dan personil lainnya, orang tua dan masyarakat,
serta faktor diri siswa itu sendiri.
5. Tindak Lanjut Kegiatan Bimbingan di
Sekolah Dasar
Hasil – hasil analisis selanjutnya ditindak lanjuti untuk mengatasi berbagai
kelemahan dan mengembangkan berbagai keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan.
Tindak lanjut dituangkan dalam bentuk berbagai rekomendasi yangs elanjutnya
akan dijadikan landasan dalam membuat perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
B. Hambatan - Hambatan
dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Dalam melaksanakan suatu kegiayan pasti menemukan hambatan, begitu pula dalam
pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah dasar. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan penulis dengan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:
1.
Rendahnya pemahaman guru terhadap bimbingan dan konseling
Dalam hal ini guru kelas selaku pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar, harus lebih memahami tentang bimbingan dan konseling itu
sendiri. Karena pemahaman inilah merupakan syarat utama pelaksana pelayanan
bimbingan dan konseling.
2.
Kesibukan guru kelas
Guru kelas memiliki jadwal yang cukup padat dalam mengajar, karena guru kelas
mengajar hampir semua pelajaran (umum). Selain itu guru kelas pun memiliki
kesibukan di luar sekolah seperti mengurus keluarganya. Maka dari itu sangat
sulit bagi guru kelas untuk membagi jadwal kegiatan bimbingan dan konseling.
3.
Komunikasi
Bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara tatap muka sehingga faktor
komunikasai sangat berpengaruh dalam pelaksanaan program bimbingan dan
konseling, karena apabila komunikasi antara pembimbing dengan siswa yang dibimbing
jarang dilakukan maka kemungkinan besar pemecahan masalah siswa akan kurang
baik dan bahkan tidak terselesaikan.
4.
Tidak ada inovasi dalam pelaksanaan
Hal ini berasal dari dalam diri pembimbing, inovasi ini berkaitan erat dengan
keterampilan guru/pembimbing dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling
tersebut.
5.
Waktu
Waktu pelaksanaan program bimbingan tidak seperti pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang telah terjadwal dengan baik, namun sulit untuk mengatur waktu
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Karena harus memperhatikan kesiapan dari
kedua belah pihak untuk menyamakan jadwal yang kosong.
6.
Guru kadang bersikap “masa bodoh”
Apabila seorang guru memiliki pemahaman yang kurang mengenai pentingnya program
bimbingan dan konseling maka akan menimbulkan sikap masa bodoh dari dalam diri
guru tersebut terhadap bimbingan dan konseling. Sehingga program tidak akan
terlaksana dan menimbulkan banyak kerugian baik bagi siswa maupun pihak
sekolah.
C. Dampak dan Respon
dari Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
1. Dampak dari Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling
Dalam pelaksanaan program BK memberikan berbagai dampak diantaranya:
a) Dampak positif
Adapun dampak positif dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah dasar diantaranya adalah terpecahkannya masalah – masalah belajar
siswa, tercapainya tugas – tugas perkembangan anak dan, tercapainya tujuan –
tujuan pembelajaran dengan baik.
b) Dampak negatif
Dampak negatif dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling ialah
memerlukan waktu yang cukup banyak dalam pelaksanaan terlebih apabila memakai
jam belajar efektif, selain itu pelaksanaan program bimbingan dan konseling
menyita banyak waktu pembimbing sehingga memerlukan pengorbanan dari pihak
pembimbing.
2. Respon dari
Berbagai Pihak mengenai Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan bimbingan dan konseling menimbulkan respon dari pihak siswa,
sekolah dan lingkungan, dijeaskan sebagai berikut:
a) Respon dari
pihak sekolah di SD mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling bagus,
karena dijumpai ada sebagian guru kelas yang aktif dalam melaksanakan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap muridnya yang mengalami masalah.
b) Respon dari pihak
siswa mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling baik, karena banyak
siswa yang antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Dan berusaha untuk
menerima dan melakukan segala solusi yang diberikan oleh guru.
c) Respon dari
pihak orang tua siswa dan masyarakat sangat baik, walau terlihat acuh namun
mereka berharap dengan adanya kegiatan bimbingan dan konseling ini anak mereka
bisa mendapatkan keterampilan lain dan bisa lebih baik lagi.
D. Masalah – Masalah dalam Belajar
Berdasarkan hasil observasi di SD, saya menemukan masalah dalam belajar di
kelas IV, ada seorang siswa yang belum lancar dalam menulis.
Selain itu, saya menemukan siswa kelas II yang masih harus ditemani oleh ibunya
ketika pembelajaran berlangsung sehingga dengan terpaksa orang tua dari siswa
tersebut duduk di samping anaknya selama pembelajaran berlangsung. Bila orang
tuanya beranjak dari sampinya siswa tersebut menangis. Ternyata setelah
dilakukan pengumpulan data siswa tersebut memiliki sifat manja, pendiam dan
sulit untuk bergaul.
Masalah tersebut sudah berlangsung 1 tahun namun masih belum dapat
terselesaikan, hal ini mengindikasikan bahwa penanganan dari guru kelas kurang
baik dan lambat. Padahal masalah itu sangat berpengaruh bagi perkembangan siswa
itu sendiri.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengkaji makalah yang berjudul “Analisis Teori dan Praktis Tentang
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar”, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan program bimbingan di sekolah dasar dilaksanakan oleh guru kelas dan
diketahui oleh kepala sekolah dan, pendekatan yang dipakai dalam pelaksanaan
program BK di SD yang diobservasi ialah pendekatan krisis,
2.
Hambatan – hambatan yang ditemui sebagai berikut; guru belum memahami tentang
BK, kesibukan mengajar guru, komunikasi, tidak ada inovasi dari guru, waktu
dan, guru kadang bersikap “masa bodoh”,
3.
Respon dari berbagai pihak baik itu dari pihak sekolah, siswa dan masyarakat
terhadap pelaksanaan program BK sangat baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis tentang pelaksanaan program bimbingan konseling di
sekolah dasar, penulis memberikan saran bagi pelaksana/guru kelas harus lebih
kreatif dalam mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar,
pendekatan yang digunakan sebaiknya pendekatan perkembangan, pelayanannya harus
cepat tanggap dan lebih proaktif.
DAFTAR PUSTAKA
Juntika Nurihsan, A. (2005). Strategi
Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Mulyadi, Agus. (2003). Dasar –
Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Nur. E. I. S., Muh. (2010). Bimbingan
dan Konseling untuk Anak. Jakarta: Trans Mandiri Abadi.
Setiawati dan Ni’mah Chudari I. (2007).
Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI PRESS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar